ㅤ
All right reserved by 𝐙𝐀𝐕𝐄𝐈𝐒𝐒
.
DAFTAR ISI
BAGIAN PEMBUKA oleh Sang Dalang
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Di Balik Kerangka.
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Penggalan Panduan.
BAGIAN 1ㅤㅤ : Dia Disebut Sang Tokoh Utama
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Selamat Datang.
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Mengenal Akrab.
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Kepingan Kisah.
BAGIAN 2ㅤㅤ : Mereka Disebut Tokoh Istimewa
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Candrawangsa.
ㅤㅤㅤㅤ➥ㅤㅤ Trigatra.
Ditulis melalui sudut pandang sang lakon.
⎯⎯⎯⎯⎯⎯ㅤClick the title to read.
DEWANTARA ABHIMANYU
Tunggu. Apakah ini harus?Err, aneh sekali rasanya. Namun, baiklah, suasana hatiku sedang bagus. Maka, akan ku— bukan, akan saya mulai perkenalan diri. Ini, pertemuan pertama kita, benar? Kalau begitu, izinkan saya bersikap formal.Selamat datang, selamat berjumpa. Tenang saja, saya tidak mengharap Anda akan senang, tetapi saya akan berusaha bersikap baik selama Anda pun demikian. Perkenalkan, nama saya adalah Dewantara Abhimanyu Candrasa. Akrab disapa dengan Dewa, Tara, dan Bhima. Boleh Anda tanya apa arti dari nama yang “berat” tersebut bila ingin tahu, karena saya tidak akan menjelaskan di sini.Saya dilahirkan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tiga puluh satu Desember—mari rahasiakan tahunnya—dan merupakan putra sulung dari keluarga Candrasa. Ah, omong-omong tentang tahun lahir, sejujurnya saya baru menginjak usia dua puluh empat tahun (akan bertambah setiap warsanya atau disesuaikan berdasar storyline). Kini, saya sedang meniti karier sebagai budak pemerintah atau aparatur pemerintahan yang sejatinya lebih berpihak pada masyarakat.Program studi terdahulu? Baiklah, mari, saya ungkap rahasia itu, yakni Administrasi Publik. Walau begitu, seperti beberapa dari kalian sudah tahu, bahwa saya lebih sering menyusup ke kampus kawan yang memiliki Fakultas Seni Rupa dan Desain dibandingkan habiskan waktu di area Fakultas Ilmu Administrasi milik kampus sendiri.
Tolong anggap perilaku saya di masa muda itu sebagai hobi, bukan penyimpangan. Sebab melalui sesuatu sederhana ini, saya dapat menuang kegemaran melalui seni. Pst, berbuah bisnis kecil pula. Kendati, saat ini sudah tidak dijalankan serutin dahulu, mengingat telah memiliki tugas tetap.Seperti yang dapat dilihat, saya berperawak tinggi—khususnya untuk ukuran orang Indonesia—dengan seratus delapan puluh delapan sentimeter. Sementara, berat tubuh sekitar enam puluh tujuh kilogram. Oh, benar, saya memiliki surai dengan warna hitam kecokelatan. Selain itu, kedua netra beriris senada permata safir.Mendengar bagaimana saya berucap, pasti tiada terdengar aksen Jawa yang begitu khas. Ya, saya memang lahir di Kota Gudeg, tetapi telah lama menetap di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sejak menginjak usia lima tahun. Selain itu, sebagian diri saya pun terdapat darah Jepang. Bila bertemu di negeri Sakura, harap memanggil saya dengan Ichinomiya Akio, sebab begitulah titah Baginda Ratu alias si Bunda.Baik, Calon Kawan, saya rasa perkenalan kita sudah lebih dari cukup, ya? Oleh sebab itu, izinkan saya mengakhiri pertemuan sementara ini. Bila berkenan, silakan bertemu kembali di tempat selanjutnya, yakni pada bagian “Mengenal Akrab”.
ㅤ
ㅤㅤㅤ
Latest update: Februari 2025.
MENGENAL AKRAB
Yo, welcome back to my Yucup channel. Astaga, merinding, bukan gua bang—et ... ralat. Bukan saya banget. Ah, tapi benar juga. Mengingat tajuk di atas adalah Mengenal Akrab, izinkan saya berbicara sedikit lebih santai. Mungkin akan menggunakan beberapa kata sehari-hari.Duh, demi Tuhan, saya enggak biasa banyak bicara begini. Kenapa penulis saya menyusahkan banget, ampun. Kalau saya orang Korea, pasti sudah bilang, “Aish, jinjja.” Baik, akan saya mulai saja supaya kita enggak bosan dan terlalu lama di ruang (laman) ini.Kepribadian, watak, personalitas. Setelah berkenalan sebelumnya dan mengetahui bagaimana saya merutuk penulis sendiri, menurut Anda, saya pribadi yang seperti apa? Yah, saya harap, saya masih memiliki kesan baik di mata Anda. Aamiin. Nah, bila boleh mengutip perkataan keluarga, guru, dosen, dan kawan-kawan terdekat, saya dikenal sebagai pribadi yang lebih nyaman menjadi pendengar dibanding pembicara. Pengecualian ketika memang berada di dalam situasi tertentu, saya akan bicara seperlu dan sewajarnya.Saya enggak akan menepis, karena perkataan mereka benar adanya. Bahkan tiada yang tahu kapan saya marah, sedih, senang, maupun sakit. Oke, anggap saja saya memang pandai menutupi. Walau begitu, saya enggak merasa keberatan—sedikit malas, sih, enggak bisa dihindari—bila ada yang meminta bercerita seperti saat ini. Jujur, terkadang saya pun merasa nyaman berbagi kisah, terkhusus kepada mereka yang telah menjadi sosok berharga dalam hidup saya. Ah, sebenarnya, saya juga cukup humoris. Walau ... ya ... terciprat jokes jayus bapak-bapak dari Ayah.Kala pertama jumpa dan berbincang, kesan yang akan Anda dapat dari saya mungkin sedikit kaku, serius, bahkan tergolong acuh tak acuh. Namun percayalah, bukan karena enggan pula sungkan, melainkan saya sedang mencoba mengenal Anda dengan cara sendiri. Kendati begitu, saya akan tetap berusaha ramah pada siapapun yang berlaku sama. Sebab, katakanlah, saya penganut my attitude depends on how you treat me.
ㅤㅤ
Untuk yang satu itu, saya mohon maaf lebih dahulu sebelum hal tersebut terjadi pada pertemuan kita di kemudian hari. Sementara untuk saat ini, saya sampaikan terima kasih, karena Anda sudah berkenan berkenalan singkat—sedikit banyak—dengan saya.
ㅤㅤ
Sampai berjumpa kembali, Calon Kawan. Semoga kita lekas dipertemukan dan Anda bisa segera mengetahui sisi saya yang—sangat enggak jelas—lainnya.
⎯⎯⎯⎯⎯⎯ ㅤ Latest update:November 2021.
⎯⎯⎯⎯⎯⎯ㅤClick here to read his main stories.
DRESANALA SARASVATI
( Sang Dewi:ㅤnonadahayu )
Dresanala Sarasvati Candrasa (Japanese name: Ichinomiya Aiko), atau biasa dipanggil Dek Saras oleh Ayah dan Bunda. Namun, saya lebih suka memanggilnya dengan Nala, atau Lala saat sedang menggoda.“Lala.”
“Kalau aneh, aku enggak mau nyahut.”
“Lalaaa, Pooo.”
“TUH ‘KAN. BUNDA, MAS BHIM, NIH.”Iya, dia terkadang ngaduan. Walau begitu, enggak jarang Nala malah balas meledek. Bahkan kerap kali dia yang lebih usil dan mengganggu ketenangan saya. Beruntungnya, kami enggak keberatan satu sama lain. Dapat dikatakan, “Di bibir bilang benci, tetapi nyatanya saling menyayangi.” Ya, semoga akan tetap begitu hingga kami lebih dewasa dan terpisah kelak.Sama hal seperti usia orang tua yang terpaut lima tahun, kami pun demikian. Dia mulai sibuk bergelut dengan buku pendukung ujian akhir SMP, ingin cepat nyusul saya ke almamater saat ini, katanya.Dari penampilan, adik manis saya ini memang terlihat seperti sosok anak perempuan yang anggun bak putri Jawa dan Jepang kebanyakan. Walau sejatinya, dia sangat dapat diandalkan dalam seni bela diri. Tolong jangan salahkan saya yang mengajari, karena itu demi kebaikan dia di luar sana.
Kamali Trigatra
❝ Ada kala diminta jadi sempurna, tapi apa daya bila hanya manusia? ❞“Ya sudah, kita jadi serigala sajalah!” kata mereka dalam canda.
Rembulan Pradipta
Status:
Playable character.
- Lakon Rembulan dapat didiskusikan.
- Nama beserta klaim wajah dapat diubah.Menyembilu mungkin cocok menjadi kata yang mewakili kesinisan kawan saya ini. Walau begitu, sekali dia melihat seseorang berbuat baik, maka kebaikan itu yang diingat. Bukan termasuk pribadi penyuka (level atas) perkelahian, tapi akan siap pasang badan bila orang terdekatnya diusik. Identitas benar wanita, tetapi dia juga menjadi ahli bela diri dan teman berlatih saya juga Radit di klub. Bisa dibilang, Bulan merupakan yang terbaik di antara para anggota wanita lainnya. Oh, ya, dia pun sering membantu saya melatih Nala dan dianggap seperti teman bagi adik saya itu.
Radithya Indrayan
Status:
Playable character.
- Lakon Radithya dapat didiskusikan.
- Nama beserta klaim wajah dapat diubah.Pribadi yang sejak kecil sudah berlaku masa bodoh pada hal yang merepotkan, dengan catatan: Si pengganggu belum main tangan. Sebab bila sudah, dia enggak akan segan meladeni. Apa lagi, si lawan justru akan diajak bergulat secara serius, dalam arti melalui pertandingan berwasit. Tutur biasa terbilang amat santai, tapi terkadang malah lebih terkesan mendalam. Oh, benar, Radit merupakan yang tertua di antara kami. Sering saya bikin susah, karena saya sering menyusup jadi mahasiswa seni di kampusnya jika sedang senggang.